Mahameru
merupakan puncak dari Gunung Semeru, gunung berapi tertinggi di Pulau
Jawa yang berada di antara Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur. Dengan
ketinggian 3.676 m dpl (di atas permukaan laut), Puncak Mahameru mendapat
julukan Langit Pulau Jawa. Gunung berapi ini hingga saat ini masih aktif selalu
menawarkan cerita unik bagi para pendakinya.
Meskipun
harus melewati jalur yang cukup terjal dan cuaca yang sangat dingin (sekitar
15-21 derajat Celcius di siang hari) untuk menggapainya, Mahameru masih menjadi
puncak favorit pilihan pendaki Indonesia yang tergoda untuk mendakinya.
Ranu Pane
Dengan
sebuah jeep dari Desa Tumpang, Desa Ranu Pane merupakan titik awal pendakian.
Sepanjang 1,5 jam perjalanan awal menuju pos pendaftaran di Ranu Pane, pendaki
sudah dimanjakan dengan pemandangan segar yang mampu menghilangkan kepenatan.
Kanan kiri terlihat perkebunan apel dan tebu
milik masyarakat setempat. Gugusan pegunungan Bromo dengan bukit
teletubbies-nya juga tak luput dari penglihatan mata. Di ujung pos pendaftaran,
Ranu Pane (Ranu artinya Danau) yang dikelilingi perkebunan kentang, perbukitan,
dan keramahan penduduk yang sedang berladang, menyambut para rombongan pendaki.
Sebuah perpaduan bagus untuk meningkatkan mood menggapai Mahameru.
Banyak para pendaki gunung Semeru yang jatuh cinta pada telaga air ini. Ya Ranu Kumbolo. Telaga air yang terdapat di jajaran gunung Semeru. Berada di ketinggian 2400 mdpl. Sumber air dengan luas kurang lebih 14 Hektar.
Ranu Kumbolo juga
menjadi tempat yang menyenangkan untuk berkemah. Mau pagi atau malam hari, Ranu
Kumbolo tetap menawarkan pesonanya. Di pagi hari saat matahari terbit, kamu
dapat melihat perpaduan yang menawan antara kabut, telaga, dan pantulan sinar
mentari. Sedangkan malamnya, jika cuaca cerah kamu dapat melihat sinar bulan
dan bintang berpantulan sejajar di atas telaga air. Jangan lupa membawa baju
hangat ya karena suhu udara tempat ini bisa mencapai 0 derajat celcius, lho.
Ada 2 jalur pendakian
untuk mencapai Ranu Kumbolo, yaitu melalui Watu Rejeng dan Bukit Ayek-Ayek.
Jalur Watu Rejeng banyak dipilih oleh para pendaki karena relatif jalannya
lebih mudah namun memakan waktu lebih lama. Sedangkan Jalur Bukit Ayek-Ayek
memiliki medan yang lebih berat karena jalannya menanjak namun dengan waktu
tempuh lebih cepat. Yang menarik sebelum sampai ke Ranu Kumbolo kita akan
terlebih dahulu melewati bukit hijau yang juga disebut tanjakan cinta. Menurut
mitos, jika ada pendaki yang menanjak tanpa berhenti sampai ujung tanjakan,
maka cintanya akan abadi.
Melewati
Tanjakan Cinta, terlihat panorama Ranu Kumbolo yang biru, tenang dan menyejukkan. Pada sisi sebaliknya, terlihat
savana luas, seluas mata memandang. Itulah padang savanna bernama Oro-Oro Ombo.
Alang-alang kering setinggi tubuh berjajar rapi membentuk jalan setapak kecil. Bersentuhan dengan tubuh saat melewatinya. Bunga Lavender dan Bunga Edelweis tumbuh liar dan membentuk koloni sendiri, memberikan pendaran warna berbeda di antara savana luas berwarna emas. Harum Bunga Lavender dan Edelweis mendekat ke penciuman. Bau yang khas yang gak pernah terlupakan.
Bukit-bukit hijau terlihat gagah namun anggun memagari savana ini. Seakan menjaga agar keindahannya tidak pudar. puncak gunung berwarna abu-abu. Ternyata itulah puncak Mahameru. Berwarna abu-abu, terlihat terjal dan gersang.
Alang-alang kering setinggi tubuh berjajar rapi membentuk jalan setapak kecil. Bersentuhan dengan tubuh saat melewatinya. Bunga Lavender dan Bunga Edelweis tumbuh liar dan membentuk koloni sendiri, memberikan pendaran warna berbeda di antara savana luas berwarna emas. Harum Bunga Lavender dan Edelweis mendekat ke penciuman. Bau yang khas yang gak pernah terlupakan.
Bukit-bukit hijau terlihat gagah namun anggun memagari savana ini. Seakan menjaga agar keindahannya tidak pudar. puncak gunung berwarna abu-abu. Ternyata itulah puncak Mahameru. Berwarna abu-abu, terlihat terjal dan gersang.
Kalimati
merupakan lokasi perkemahan terakhir para pendaki, yang berjarak 2,7 kilometer
dari Mahameru. Dengan pertimbangan cuaca, sebagian pendaki lain memilih
menginap di lokasi yang menyisakan empat hingga enam jam perjalanan dari
Mahameru tersebut. Di tempat ini kamu akan disuguhkan pemandangan
berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara.
Sekitar 500 meter dari Kalimati juga terdapat
sumber mata air yang berlimpah. Banyak pendaki yang beristirahat di tempat ini
dan kembali melakukan pendakian menuju puncak saat tengah malam. Hal ini
dimaksudkan agar dapat melihat sunrise saat tiba di puncak.
Rute perjalanan menuju Kalimati relatif lebih mudah karena menurun. Lokasinya
yang berada di area lembah dekat dengan perbukitan membuat udara di Kalimati
cenderung lebih segar. Dari Kalimati kamu dapat melihat Mahameru yang menjulang
tinggi.
Gunung Semeru merupakan gunung paling tinggi di Pulau
Jawa. Maka dari itu, kurang lengkap rasanya bila tidak menginjakkan kaki di
puncak tertinggi Pulau Jawa tersebut. Pemandangan indah di Puncak Mahameru
mungkin tidak akan pernah kamu lupakan seumur hidup. Jika cuaca mendukung, dari
atas puncak ini kamu dapat melihat samudera diatas awan yang mempesona. Sangat sayang
jika tidak diabadikan.
Walau begitu, Puncak
Mahameru juga terkenal dengan keganasannya. Di puncak Mahameru (Semeru) pendaki
disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko yang uniknya setiap 10-15
menit sekali menyemburkan batuan vulkanis dengan didahului asap. Pendaki juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun yang
disebut wedhus gembel.
Kamu tak perlu khawatir tersesat saat melakukan pendakian ke
Gunung Semeru. Ada banyak fasilitas yang disediakan, seperti arah papan
petunjuk yang memandu kamu selama perjalanan. Selain eksotis, Gunung Semeru
juga menyimpan berbagai cerita mistis. Percaya tidak percaya, sudah seharusnya
kita tetap berlaku sopan dan tidak mengganggu apapun saat melakukan pendakian.
Siap menaklukkan Mahameru? Selamat mendaki Gunung Semeru…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar